Rabu, 05 Januari 2011

KARAKTERISTIK RESPON NYERI PADA ANAK SESUAI TUMBANG

A. Young infant (0-6 bulan)
ö Rigidity dan thrashing (gerakan menggelepar), reflek menarik Dari stimulasi yang diberikan
ö Menangiis keras
ö Ekspresi muka(alis/ kening mengkerut dan bersatu, mata sedikit tertutup, mulut terbuka)
ö Tidak menunjukkan dengan jelas hubungan antara stimulus dengan area nyeri
B. Older infant (6-12 bulan)
ö Respon lokal dengan menarik cepat area yang di stimulasi
ö Menangis keras
ö Ekspresi muka (marah, mata terbuka)
ö Memberi perlawanan dengan mendorong, menghindari , setelah stimulus diberikan
C. Young child ( 12 bulan- 7 tahun )
ö Menangis keras dan menjerit
ö Ekspresi verbal: ow, oh, dan sakit !
ö Menggerakkan tangan dan kaki dengan keras
ö Tidak kooperatif (perlu dikekang/ dipegangi)
ö Meminta tindakan cepat diselesaikan
ö Berpegangan erat pada ortu/ perawat
ö Butuh dukungan emosional seperti : dipeluk, dirangkul untuk memperoleh rasa nyaman
ö Menjadi irritable dengan nyeri berikutnya
ö Terlihat lebih waspada terhadap tindakan yang menimbulkan rasa sakit
D. School age child ( 7-12 tahun)
ö Seperti pada young child, terutama selama dilakukan tindakan yang menimbulkan nyeri, tetapi lebih terkendali
ö Mengungkapkan alasan seperti: “tunggu sebentar !, saya belum siap “
ö Otot-otot kaku, mata terbuka, gigi gemeretak, tungkai-lengan –tubuh kaku , dahi dikerutkan
E. Adolescent (13 tahun=)
ö Sedikit protes
ö Sedikit garakan ekstremitas
ö Lebih banyak ekspresi verbal spt: “ini sakit !” atau “ kamu membuat saya kesakitan! “
ö Tubuh terkontrol
ö Ketegangan otot meningkat (Katz , Kellerman & Siegel dalam Wong, p: 280, 1990)
http://www.feedmap.net/blog/alphatino-sambas-pontianak/C1C73DCDC674AE016B3EE79AABD0F953.aspx

KLASIFIKASI NYERI:
1. Nyeri akut. 1 detik s/d 6 bulan
: injury, penyakit akut.
2. Nyeri kronis > 6 bulan.
- maligna: nyeri akibat tumor sehingga mendesak jaringan sekitar tumor.
- non maligna: injury dalam masa penyembuhan tetapi nyeri masih berlangsung.
3 Nyeri fiseral/deep viseral
- akibat injury organ internal
- sifat nyeri difus/terus menerus
- sensasi tumpul
4. Nyeri alih
- nyeri menjalar/dirasakan di berbagai tempat
- kadang jauh dari lokasi asal nyeri
5. Nyeri sebar
- nyeri meluas ke jaringan sekitar/dirasakan klien bergerak dari asal nyeri.
- sifat konstan

PENGKAJIAN
 
1. Lama nyeri ( duration)
• Lama
• Menetap
• Kadang2
• Berulang

2. Lokasi ( location)
• Internal/eksternal
3. Kuantitas ( quantity )
• Tkt nyeri
4. kualitas ( Quality)
• bagaimana nyeri dirasakan ( ditusuk,terbakar dll)
5. Hal yang memperburuk / aggravating & alleviating factors/menurunkan nyeri
6. Hubungan suatu peristiwa / related occurrences
• Gejala sebelumnya,selama / setelah rasa nyeri dialami
7. Efek nyeri thdp aktivitas sehari-hari
• Tidur,nafsu makan,konsentrasi,interaksi dgn orang lain,gerakan fisik dll
8. Faktor2 yang mempengaruhi respon nyeri
• Pengalaman masa lalu,nyeri kronis : klien mudah marah,depresi,menarik diri
• Ansietas
• Budaya ~ sikap menghadapi nyeri ok beda pandangan
• usia
*Efek Plasebo = Faktor sugesti dianggap dapat mengurangi nyeri karena plasebo = zat tanpa kegiatan farmakologi yang dikenal klien dalam bentuk kapsul dll.
 

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) B/D injury, luka pasaca pembedahan.
2. Tidak efektif koping individu B/D kurang pengetahuan tentang manajemen terapi, penyakit dan prognosis.

A. TERAPI NON FARMAKOLOGIS
• Terapi Es
Efek menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dengan menghambat inflamasi ----es diletakkan pada daerah cidera segera mugkin(Cohn dkk,1980)
• Terapi Panas
Efek menigkatkan aliran darah tetapi tidak seefektif terapi dingin(NAM dan PARK,1991)

1. TERAPI PANAS memberikan reaksi:
a. meningkatkan respon inflamasi
b. meningkatkan aliran darah jaringan
c. meningkatkan pembentukan odema
 
Indikasinya:
1. trauma > 48 jam
2. hemoroid
3. nyeri artritis
4. nyeri punggung
Kontra Indikasi:
1. trauma 12-24 jam pertama
2. perdarahan /odema
3. gangguan vaskular
4. p ruritus
2. TERAPI DINGIN
a. menurunkan respon inflamasi
b. menurunkan aliran darah
c. mengurangi oedema
Indikasi:
1. trauma 12-24 jam pertama
2. gigitan serangga
3. perdarahan
4. spasme otot
5. pruritus
6. sakit kepala
Kontra Indikasi:
1. alergi dingin
2. trauma>48 jam

3.DISTRAKSI
pengalihan fokus perhatian dari sensasi nyeri
• distraksi visual
• distraksi auditory
• distraksi dengan teknik pernapasan
• distraksi dengan taktil kinetik:gerak sembayang,menyanyi,menggambar
• guided imagery:membayangkan kegiatan yang menyenangkan,konsentrasi

4.RELAKSASI
• Pembebasan mental dari stres fisik psikologis
• Bernapas lambat(napas abdomen),berirama

5.BIMBINGAN ANTISIPASI/ANTICIPATORY GUIDANCE
memberi informasi sehingga klien dapat mengontrol tingkat kecemasan dan meningkatkan toleransi terhadap nyeri

B. TINDAKAN FARMAKOLOGIS
1.Analgesik Narkotik
• Meningkatkan ambang nyeri sehingga menurunkan persepsi klien terhadap nyeri
• Menurunkan kecemasan dan rasa takut
• Meningkatkan kemampuan tidur pada nyeri berat
Bekerja pada otak dan spinal cord=memodifikasi persepsi dan reaksi nyeri
2.Analgesik Non Narkotik
3.Non Steroid Anti Inflamation Drugs(NSAID)
2 dan 3 bekerja mengurangi transmisi stimulus nyeri dan menghambat sintesa prostaglandin.pada reseptor perifer
4.Ajuvan
terdiri dari sedativa,obat anti ansietas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar