Sabtu, 08 Januari 2011

PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA AKUT

I. PENDAHULUAN
Di negara maju cedera kepala merupakan sebab utama kerusakan otak
pada generasi muda dan usia produktif. Di negara berkembang seperti Indonesia
dengan meingkatnya pembangunan yang diikuti mobilitas masyarakat yang
salahsatu segi diwarnai dengan lalu lintas kendaraan bermotor yang
mengakibatkan kecelakaan lalu lintas makin sering terjadi dan korban cedera
kepala makin banyak. Di Indonesia pada tahun 1982 tercatat 55.495 penderita
kecelakaan lalu lintas danterdapat korban meninggal sebanyak 11.933 orang
yang berarti tiap hari ada 34 orang mati akibat kecelakaan lalu lintas.Dari korban
yang meninggal ini ± 80% disebabkan cedera kepala. 
  
II. PATOFISIOLOGI CEDERA KEPALA
Dipandang dari sudut waktu dan berat ringannya cedera otak yang terjadi,
proses cedera otak dibagi:
1. Proses primer
Ini adalah kerusakan otak tahap pertama yang diakibatkan oleh
benturan/proses mekanik yang membentur kepala. Derajat kerusakan
tergantung pada kuatnya benturan dan arahnya, kondisi kepala yang
bergerak/diam, percepatan dan perlambatan gerak kepala. Proses primer
mengakibatkan fraktur tengkorak, perdarahan segera dalam rongga
tengkorak/otak, robekan dan regangan serabut saraf dan kematian langsung
neuron pada daerah yang terkena
2. Proses sekunder
Merupakan tahap lanjutan dari kerusakan otak primer dan timbul karena
kerusakan primer membuka jalan untuk kerusakan berantai karena
berubahnya struktur anatomi maupun fungsional dari otak misalnya
meluasnya perdarahan, edema otak, kerusakan neuron berlanjut, iskemia
fokal/global otak, kejang, hipertermi. 
Insult sekunder pada otak berakhir dengan kerusakan otak iskemik yang
dapat melalui beberapa proses:
a. Kerusakan otak berlanjut (progressive injury)
Terjadi kerusakan berlanjut yang progresif terlihat pada daerah otak yang
rusak dan sekitarnya serta terdiri dari 3 proses:
o  Proses kerusakan biokimia yang menghancurkan sel-sel
dansistokeletonnya. Kerusakan ini dapat berakibat: 2002 digitized by USU digital library  2
-  Edema sintotoksik karena kerusakan pompa natrium terutama
pada dendrit dan sel glia
-  Kerusakan membran dan sitoskeleton karena kerusakan pada
pompa kalsium mengenai semua jenis sel
-  Inhibisi dari sintesis protein intraseluler
o  Kerusakan pada mikrosirkulasi seperti vasoparisis, disfungsi
membran kapiler disusul dengan edema vasogenik. Pada
mikrosirkulasi regional ini tampak pula sludging dari sel-sel darah
merah dan trombosit. Pada keadaan ini sawar darah otak menjadi
rusak.
o  Perluasan dari daerah hematoma dan perdarahan petekial otak
yang kemudian membengkak akibat proses kompresi lokal dari
hematoma dan multipetekial. Ini menyebabkan kompresi dan
bendungan pada pembuluh di sekitarnya yang pada akhirnya
menyebabkan peninggian tekanan intrakranial
Telah diketahui bahwa trauma otak primer menyebabkan depolarisasi
neuronal yang luas yang disertai dengan meningkatnya kalsium
intraseluler (Hays,5) dan meningkatnya kadar neurotransmitter
eksitatorik. Peningkatan dan kebocoran neurotransmitter eksitatorik
akan merangsang terjadinya delayed neuronal death. Selain itu
kerusakan dalam hemostasis ionik mengakibatkan meningkatnya
kadar kalsium (ca) intraseluler serta ion natrium. Influks ca ke dalam
sel disertai rusaknya sitoskeleton karena enzim fosfolipase dan
merangsang terlepasnya radikal bebas yang memperburuk dan
merusak integritas membran sel yang masih hidup.
b. Insult otak sekunder berlanjut (delayed secondary barin injury)
Penyebab dari proses inibisa intrakranial atau sistemik:
o  Intrakranial 
Karena peninggian tekanan intrakranial (TIK) yang meningkat secara
berangsur-angsur dimana suatu saat mencapai titik toleransi maksimal
dari otak sehingga perfusi otak tidak cukup lagi untuk
mempertahankan integritas neuron disusul oleh hipoksia/hipoksemia
otak dengan kematian akibat herniasi, kenaikan TIK ini dapat juga
akibat hematom berlanjut misalnya pada hematoma epidural. Sebab
TIK lainnya adalah kejang yang dapat menyebabkan asidosis dan
vasospasme/vasoparalisis karena oksigen tidak mencukupi
o  Sistemik
Perubahan sistemik akansangat mempengaruhi TIK. Hipotensi dapat
menyebabkan penurunan tekanan perfusi otak berlanjut dengan
iskemia global. Penyebab gangguan sistemik ini disebut oleh Dearden
(1995) sebagai nine deadly Hs yaitu hipotensi , hipokapnia,
hiperglikemia, hiperkapnia, hiperpireksia, hipoksemia, hipoglikemia,
hiponatremia dan hipoproteinemia.
Trauma yang mengenai kepala, dapat diredam oleh rambut dan kulit kepala.
Selanjutnya bagian yang terberat dari benturan diteruskan ke tengkorak,
yang cukup mempunyai elastisitas hingga dapat mendatar, bila kepala
terbentur pada objek yang tumpul atau datar. Bila pendataran tengkorak
melebihi toleransi elastisitas, tulang akan patah/retak. Hal ini dapat
menyebabkan fraktur linear yang sederhana, meluas dari pusat pukulan
sampai ke basis.
Benturan yang lebih hebat dapat menyebabkan fraktur stellata dan bila lebih
hebat lagi dapat menyebabkan depresi fraktur.  2002 digitized by USU digital library  3
Tipe-tipe dari fraktur tidak hanya tergantung dari kecepatan pukulannya,
tetapi yang lebih penting ditentukan oleh besar permukaan objek yang
mengenai tengkorak. Objek yang runcing dapat menyebabkan perforasi pada
tengkorak sedangkan objek yang lebih besar dgnkecepatan yang sama
menyebabkn depresi fraktur.
Jarang fraktur terjadi pada lawan dari tempat benturan. Tengkorak bergerak
lebih cepat dari otak bila terkena benturan. Meskipun otak mengalami
contusio pada tempat bawah benturan, tetapi kerusakan lebih berat terjadi
pada permukaan tengkorak yang kasar, pada tonjolan-tonjolan tulang, crista
galli, pada sayap sphenoid mayor dan ospetrosus, seperti sering terlihat pada
contusio pada fossa anterior (frontal basal) dan fossa media (temporal basal).
Pada benturan didaerah frontal, otak bergerak dari anterior ke posterior,
sedangkan benturan pada daerah ocipital menyebabkan otak bergerak
sepanjang sumbu axis, sedangkan lateral impact menyebabkan otak bergerak
dari satu sisi ke sisi lain.
Gambar-1: Tanda panah menunjukkan tempat dan arah pukulan. (dikutip dari
Adams) 2002 digitized by USU digital library  4
Menurut Gurjian, ciri khas biomekanik dari coup contra coup dan contusio
adalah sebagai berikut:
1. Coup contusio disebabkan oleh efek langsung dari tulang yang membentur
2. Contra coup contusio disebabkan oleh gerakan otak terhadap permukaan
tulang yang tidak rata
3. Bila kepala relatif diam, benturan langsung menyebabkan coup lesi tanpa
contra coup efek
4. Bila kepala bebas bergerak, benturan pada kepala menyebabkan lesi
contra coup tanpa lesi coup.
III. PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA AKUT
Penatalaksanaan penderita cedera kepala ditentukan atas dasar beratnya
cedera dan dilakukan menurut urutan prioritas. Yang ideal dilaksanakan oleh
suatu tim yang terdiri dari paramedis terlatih, dokter ahli saraf, bedah asraf,
radiologi, anestesi dan rehabilitasi medik.
Pasien dengan cedera kepala harus ditangani dan dipantau terus sejak
tempat kecelakaan, selama perjalanan dari tempat kejadian sampai rumah sakit,
diruang gawat darurat, kamar radiologi, sampai ke ruang operasi, ruang
perawatan atau ICU, sebab sewaktu-waktu bisa memburuk akibat aspirasi,
hipotensi, kejang dan sebagainya. 
Macam dan urutan prioritas tindakan cedera kepala ditentukan atas
dalamnya penurunan kesadaran pada saat diperiksa:
A. Pasien dalam keadaan sadar  (GCS=15)
Pasien yang sadar pada saat diperiksa bisa dibagi dalam 2 jenis:
1. Simple head injury (SHI)
Pasien mengalami cedera kepala tanpa diikuti gangguan kesadaran, dari
anamnesa maupun gejala serebral lain. Pasien ini hanya dilakukan
perawatan luka. Pemeriksaan radiologik hanya atas indikasi. Keluarga
dilibatkan untuk mengobservasi kesadaran.
2. Kesadaran terganggu sesaat
Pasien mengalami penurunan kesadaran sesaat setelah cedera kepala dan
pada saat diperiksa sudah sadar kembali. Pemeriksaan radiologik dibuat
dan penatalaksanaan selanjutnya seperti SHI.
B. Pasien dengan kesadaran menurun
1. Cedera kepala ringan / minor head injury (GCS=13-15)
Kesadaran disoriented atau not obey command, tanpa disertai defisit fokal
serebral. Setelah pemeriksaan fisik dilakukan perawatanluka, dibuat foto
kepala. CT Scan kepala, jika curiga adanya hematom intrakranial, misalnya
ada riwayat lucid interval, pada follow up kesadaran semakinmenurun atau
timbul lateralisasi. Observasi kesadaran, pupil, gejala fokal serebral
disamping tanda-tanda vital. 2002 digitized by USU digital library  5
2. Cedera kepala sedang (GCS=9-12)
Pasien dalamkategori ini bisa mengalami gangguan kardiopulmoner, oleh
karena itu urutan tindakannya sebagai berikut:
a. Periksa dan atasi gangguan jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi
b. Periksa singkat atas kesadaran, pupil, tanda fokal serebral dan cedera
organ lain. Fiksasi leher dan patah tulang ekstrimitas
c. Foto kepala dan bila perlu bagiann tubuh lain
d. CT Scan kepala bila curiga adanya hematom intrakranial
e. Observasi fungsi vital, kesadaran, pupil, defisit fokal serebral
3. Cedera kepala berat (CGS=3-8)
Penderita ini biasanya disertai oleh cedera yang multiple, oleh karena itu
disamping kelainan serebral juga disertai kelainan sistemik.
Urutan tindakan menurut prioritas adalah sebagai berikut:
a. Resusitasi jantung paru (airway, breathing, circulation=ABC)
Pasien dengan cedera kepala berat ini sering terjadi hipoksia, hipotensi
dan hiperkapnia akibat gangguan kardiopulmoner. Oleh karena itu
tindakan pertama adalah:
o  Jalan nafas (Air way)
Jalan nafas dibebaskan dari lidah yang turun ke belakang dengan
posisi kepala ekstensi,kalau perlu dipasang pipa orofaring atau pipa
endotrakheal, bersihkan sisa muntahan, darah, lendir atau gigi palsu.
Isi lambung dikosongkan melalui pipa nasograstrik untuk
menghindarkan aspirasi muntahan
o  Pernafasan (Breathing)
Gangguan pernafasan dapat disebabkan oleh kelainan sentral atau
perifer. Kelainan sentral adalah depresi pernafasan pada lesi medula
oblongata, pernafasan cheyne stokes, ataksik dan central neurogenik
hyperventilation. Penyebab perifer adalah aspirasi, trauma dada,
edema paru, DIC, emboli paru, infeksi. Akibat dari gangguan
pernafasan dapat terjadi hipoksia dan hiperkapnia. Tindakan dengan
pemberian oksigen kemudian cari danatasi faktor penyebab dan kalau
perlu memakai ventilator.
o  Sirkulasi (Circulation)
Hipotensi menimbulkan iskemik yang dapat mengakibatkan kerusakan
sekunder. Jarang hipotensi disebabkan oleh kelainan intrakranial,
kebanyakan oleh faktor ekstrakranial yakni berupa hipovolemi akibat
perdarahan luar atau ruptur alat dalam, trauma dada disertai
tamponade jantung atau peumotoraks dan syok septik. Tindakannya
adalah menghentikan sumber perdarahan, perbaikan fungsi jantung
danmengganti darah yang hilang dengan plasma, hydroxyethyl starch
atau darah
b. Pemeriksaan fisik
Setalh ABC, dilakukan pemeriksaan fisik singkat meliputi kesadaran, pupil,
defisit fokal serebral dan cedera ekstra kranial. Hasil pemeriksaan fisik
pertama ini dicatat sebagai data dasar dan ditindaklanjuti, setiap
perburukan dari salah satu komponen diatas bis adiartikan sebagai
adanya kerusakan sekunder dan harus segera dicari dan menanggulangi
penyebabnya.
c. Pemeriksaan radiologi 2002 digitized by USU digital library  6
Dibuat foto kepala dan leher, sedangkan foto anggota gerak, dada
danabdomen dibuat atas indikasi. CT scan kepala dilakukan bila ada
fraktur tulang tengkorak atau bila secara klinis diduga ada hematom
intrakranial 
d. Tekanan tinggi intrakranial (TTIK)
Peninggian TIK terjadi akibat edema serebri, vasodilatasi, hematom
intrakranial atau hidrosefalus. Untuk mengukur turun naiknya TIK
sebaiknya dipasang monitor TIK. TIK yang normal adalah berkisar 0-15
mmHg, diatas 20 mmHg sudah harus diturunkan dengan urutan sebagai
berikut:
1. Hiperventilasi
Setelah resusitas ABC, dilakukan hiperventilasi dengan ventilasi yang
terkontrol, dengan sasaran tekanan CO2 (pCO2) 27-30 mmHg dimana
terjadi vasokontriksi yang diikuti berkurangnya aliran darah serebral.
Hiperventilasi dengan pCO2 sekitar 30 mmHg dipertahankan selama
48-72 jam, lalu dicoba dilepas dgnmengurangi hiperventilasi, bila TIK
naik lagi hiperventilasi diteruskan lagi selama 24-48 jam. Bila TIK
tidak menurun dengan hiperventilasi periksa gas darah dan lakukan CT
scan ulang untuk menyingkirkan hematom
2. Drainase
Tindakan ini dilakukan bil ahiperventilasi tidak berhasil. Untuk jangka
pendek dilakukan drainase ventrikular, sedangkan untuk jangka
panjang dipasang ventrikulo peritoneal shunt, misalnya bila terjadi
hidrosefalus
3. Terapi diuretik
o  Diuretik osmotik (manitol 20%)
Cairan ini menurunkan TIK dengan menarik air dari jaringan
otak normal melalui sawar otak yang masih utuh kedalam
ruang intravaskuler. Bila tidak terjadi diuresis pemberiannya
harus dihentikan. 
Cara pemberiannya : 
Bolus 0,5-1 gram/kgBB dalam 20 menit dilanjutkan 0,25-0,5
gram/kgBB, setiap 6 jam selama 24-48 jam. Monitor
osmolalitas tidak melebihi 310 mOSm
o  Loop diuretik (Furosemid)
Frosemid dapat menurunkan TIK melalui efek menghambat
pembentukan cairan cerebrospinal dan menarik cairan
interstitial pada edema sebri. Pemberiannya bersamaan manitol
mempunyai efek sinergik dan memperpanjang efek osmotik
serum oleh manitol. Dosis 40 mg/hari/iv
4. Terapi barbiturat (Fenobarbital)
Terapi ini diberikan pada kasus-ksus yang tidak responsif terhadap
semua jenis terapi yang tersebut diatas.
Cara pemberiannya:
Bolus 10 mg/kgBB/iv selama 0,5 jam dilanjutkan 2-3 mg/kgBB/jam
selama 3 jam, lalu pertahankan pada kadar serum 3-4 mg%, dengan
dosis sekitar 1 mg/KgBB/jam. Setelah TIK terkontrol, 20 mmHg
selama 24-48 jam, dosis diturunkan bertahap selama 3 hari.
5. Streroid 2002 digitized by USU digital library  7
Berguna untuk mengurangi edema serebri pada tumor otak. Akan
tetapi menfaatnya pada cedera kepala tidak terbukti, oleh karena itu
sekarang tidak digunakan lagi pada kasus cedera kepala 
6. Posisi Tidur
Penderita cedera kepala berat dimana TIK tinggi posisi tidurnya
ditinggikan bagian kepala sekitar 20-30, dengan kepala dan dada pada
satu bidang, jangan posisi fleksi atau leterofleksi, supaya pembuluh
vena daerah leher tidak terjepit sehingga drainase vena otak menjadi
lancar.
e. Keseimbangan cairan elektrolit
Pada saat awal pemasukan cairan dikurangi untuk mencegah
bertambahnya edema serebri dengan jumlah cairan 1500-2000 ml/hari
diberikan perenteral, sebaiknya dengan cairan koloid seperti hydroxyethyl
starch, pada awalnya dapat dipakai cairan kristaloid seperti NaCl 0,9%
atau ringer laktat, jangan diberikan cairan yang mengandung glukosa oleh
karena terjadi keadaan hiperglikemia menambah edema serebri.
Keseimbangan cairan tercapai bila tekanan darah stabil normal, yang akan
takikardia kembali normal dan volume urin normal >30 ml/jam. Setelah
3-4 hari dapat dimulai makanan peroral melalui pipa nasogastrik. Pada
keadaan tertentu dimana terjadi gangguan keseimbangan cairan eletrolit,
pemasukan cairan harus disesuaikan, misalnya pada pemberian obat
diuretik, diabetes insipidus, syndrome of inappropriate anti diuretic
hormon (SIADH). Dalam keadaan ini perlu dipantau kadar eletrolit, gula
darah, ureum, kreatinin dan osmolalitas darah.
f. Nutrisi
Pada cedera kepala berat terjadi hipermetabolisme sebanyak 2-2,5 kali
normal dan akan mengakibatkan katabolisme protein. Proses ini terjadi
antara lain oleh karena meningkatnya kadar epinefrin dan norepinefrin
dalam darah danakan bertambah bila ada demam. Setekah 3-4 hari
dengan cairan perenterai pemberian cairan nutrisi peroral melalui pipa
nasograstrik bisa dimulai, sebanyak 2000-3000 kalori/hari
g. Epilepsi/kejang
Epilepsi yang terjadi dalam minggu pertama setelah trauma disebut early
epilepsi dan yang terjadi setelah minggu pertama disebut late epilepsy.
Early epilelpsi lebih sering timbul pada anak-anak dari pada orang
dewasa, kecuali jika ada fraktur impresi, hematom atau pasien dengan
amnesia post traumatik yang panjang.
Pengobatan:
o  Kejang pertama: Fenitoin 200 mg, dilanjutkan 3-4 x 100 mg/hari
o  Status epilepsi: diazepam 10 mg/iv dapat diulang dalam 15 menit. Bila
cendrung berulang 50-100 mg/ 500 ml NaCl 0,9% dengan tetesan <40
mg/jam. Setiap 6 jam dibuat larutan baru oleh karena tidak stabil. Bila
setelah 400 mg tidak berhasil, ganti obat lain misalnya Fenitoin.
Cara pemberian Fenitoin, bolus 18 mg/KgB/iv pelan-pelan paling cepat
50 mg/menit. Dilanjutkan dengan 200-500 mg/hari/iv atau oral
Profilaksis: diberikan pada pasien cedera kepala berat dengan resiko
kejang tinggi, seperti pada fraktur impresi, hematom intrakranial dan
penderita dengan amnesia post traumatik panjang
h. Komplikasi sistematik
o  Infeksi: profilaksis antibiotik diberikan bila ada resiko tinggi infeksi
seperti: pada fraktur tulang terbuka, luka luar dan fraktur basis kranii 2002 digitized by USU digital library  8
o  Demam: kenaikan suhu tubuh meningkatkan metabolisme otak dan
menambah kerusakan sekunder, sehingga memperburuk prognosa.
Oleh karena itu setiap kenaikan suhu harus diatasi dengan
menghilangkan penyebabnya, disamping tindakan menurunkan suhu
dengan kompres
o  Gastrointestinal: pada penderita sering ditemukan gastritis erosi dan
lesi gastroduodenal lain, 10-14% diantaranya akan berdarah. Keadan
ini dapat dicegah dengan pemberian antasida atau bersamaan dengan
H2 reseptor bloker.
o  Kelainan hematologi: kelainan bisa berupa anemia, trombosiopenia,
hipo hiperagregasi trombosit, hiperkoagilasi, DIC. Kelainan tersebut
walaupun ada yang bersifat sementara perlu cepat ditanggulangi agar
tidak memperparah kondisi pasien.
i. Neuroproteksi
Adanya waktu tenggang antara terjadinya trauma dengan timbulnya
kerusakan jaringan saraf, memberi waktu bagi kita untuk memberikan
neuroprotektan. Manfaat obat-obat tersebut masih diteliti pada penderita
cedera kepala berat antara lain, antagonis kalsium, antagonis glutama dan
sitikolin
Target utama dan cara dari neuroproteksi
Mechanism  Neuroprotective method
Energy failure
Cell swelling
Acidosis
Free radics
Lipid peroxidation
Calcium damage
Neurotransmitter
Hypothermia
Barbiturates
Diuretics
THAM
Superoxide dismutase
Steroids,amino steroids
Indomethacin
Calcium antagonist
Antagonist to glutamate,
etc.
    (Dikutip dari Relly)
Tujuan utama dari pengobatan pada cedera kepala adalah menghilangkan
atau meninimalkan kelainan sekunder, karena itu pengendalian klinis dan
penanggulannya sangat penting. Adanya jarak walaupun singkat antara proses
primer dansekunder harus digunakan sebaik mungkin, waktu tersebut dinamakan
jendela terapi. 2002 digitized by USU digital library  9
DAFTAR PUSTAKA
Adams RD. Principles of neurology. 6
th
 ed vol.2 New York: McGraw Hill, 1997:
874-901
Andradi S. Simposium cedera kranio serebral, 199
Cohadon F. The concept of secondary damage inbrain trauma, in ischemia in
head injury. Proceedings of 10
th
 Europe Congress of Neurosurgery,
1995:1-7
Graham DI. Neuropathology of brain injury in neurology and trauma.
Philadelphia : WB Sounders, 1996: 53-90
Jenneth B. management of head ijnury. Philadelphia; FA Davis, 1981
Judson JA. Management of severe and multiple trauma, in TE Oh(ed). Sydney :
Butterworth, 1990: 422-426
Kelly DF. General principles of head injury management. New York: McGraw Hill,
1996
Marshall SB. Neuroscience and critical care, pathophysiology and management.
Philadelphia: WB Sounders, 1990: 169-213
Martin NA et al. Characterization of cerebral hemodynamic phase following
sever head trauma: hypoperfusion, hyperemia and vasospasm. J.
neurosurgey, 1997(87): 9-19
Reilly P. Pathophysiology and management of severe close injury. London:
Chapman & Hall Medical, 1997
Robertson et al. Oxygen utilization and cardiovasculer function in head patients.
Neurosurgery 1996 (15):307-314
Teasdale G. Pathological and clinical evidence of ischemic brain damage in brain
trauma. London : Chapman & Hall Medical, 1995:21-29
Thomson WA. Severe head injury, in TEOH (ed) Sydney: Butterworth, 1990:
427-431

willie prhiwillie: ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT...

willie prhiwillie: ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT...: "INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)I. PENGERTIANInfeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi pada saluran napas terma..."

willie prhiwillie: KONSEP DASAR FRAKTUR

willie prhiwillie: KONSEP DASAR FRAKTUR: "Definisi frakturFraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ..."

Misteri Segitiga bermuda I

Sebenarnya wilayah Segitiga Bermuda ini tak benar bila dikatakan segitiga, sebab atas-batas dari petunjuk kapal-kapal atau pesawat terbang yang hilang sudah melebihi dari bentuk bsegitiga itu. Segitiga itupun hanya merupakan imajinasi saja. Bila kita ambil peta, kita buka di bagian Amerika Tengah, di sana terdapat banyak kepulauan Hindia Barat. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari Segitiga Bermuda itu, kita tarik garis dari kota Miami ke kota San Juan di Puerto Rico; dari San Juan ke pulau Bermuda; dan kembali ke Miami di daerah Florida, Amerika.
Meskipun sebenarnya misteri Segitiga Bermuda ini “milik” orang Amerika, tak apalah kita turut memperbincangkannya. Sebenarnya tempat semacam ini ada pula di tempat lain, juga di Amerika, yaitu di sebuah danau yang bernama Ontario, bahkan lebih “mengerikan” dari Segitiga Bermuda.
Dari berbagai kesimpulan, jarum kompas dan peralatan pesawat yang akan hilang selalu mendapat gangguan dan mereka seperti tak melihat air dan dari gejalan ini disimpulkan, di dasar laut sana tentu terdapat sebuah medan magnetik yang kuat sekali, yang sanggup mengganggu kompas atau menarik kapal itu sampai ke dasar laut yang dalam.
Tak cukup bila saya menguraikan seluruh peristiwa, dan itu juga tak menjurus pada masalah penyelesaian. Tetapi mengenai peristiwa bentuk gaib di Segitiga bermuda ini dapat dikemukakan dan mungkin teori-teori yang banyak mengenai Segitiga Bermuda. Mungkin di udara terdapat semacam gangguan atmosfir yang berupa “lubang di langit”. Ke lubang itulah pesawat terbang masuk tanpa sanggup untuk keluar lagi. Dari misteri "Lubang di Langit" ini membentuk sebuah teori tentang adanya semacam perhubungan antara dunia dengan dimensi lain. Lubang di Langit itu dianggap semacam alat transportasi seperti tampak di film Star Trek. Ataukah bentuk Lubang di Langit itu UFO? Orang sering menghubungkan hilangnya pesawat kita dengan munculnya UFO. Lantas, apakah hilangnya mereka itu karena diculik oleh UFO? Malah hasilnya hanya mendapat pertanyaan tanpa jawaban.
Ada tempat di Segitiga Bermuda yang disebut Tongue of the Ocean atau “Lidah Lautan”. Lidah Lautan mempunyai jurang bawah laut (canyon) Bahama. Ada beberapa peristiwa kecelakaan di sana. Tidak banyak yang belum diketahui tentang Segitiga Bermuda, sehingga orang menghubungkan misteri Segitiga Bermuda ini dengan misteri lainnya. Misalnya saja misteri Naga Laut yang pernah muncul di Tanjung Ann, Massachussets AS, pada bulan Agustus 1917. Mungkinkah naga laut ini banyak meminta korban itu? Ataukah arus Cromwell di Lautan Pasifik yang menyebabkan adanya gelombang lautan disitu atau angin topan, gempa bumi di dasar lautan? Tak ada orang yang tahu.
Konon di sekitar kepulauan Bahama terdapat blue hole, yaitu semacam gua lautan. Dulu gua ini memang sungguh ada, tetapi setelah jaman es berlalu, gua ini terendam. Arus didalamnya sangat kuat dan sering membuat pusaran yang berdaya hisap. banyak kapal-kapal kecil atau manusia yang terhisap ke dalam blue hole itu tanpa daya, dan anehnya kapal-kapal kecil yang terhisap itu akan muncul kembali ke permukaan laut selang beberapa lama. Tapi yang menimbulkan pertanyaan ialah: Mungkinkah Blue Hole ini sanggup menelan kapal raksasa ke dasar lautan?
Misteri lain yang masih belum terungkap adalah misteri Makhluk Laut Sargasso, yang bukan semata-mata khayalan. Di Lautan Sargasso itu banyak kapal yang tak pernah sampai ke tujuannya dan terkubur di dasar laut itu. Di sana terhimpun kapal-kapal dari berbagai jaman, harta karun, mayat tulang belulang manusia. Luas Laut Misteri Sargasso ini 3650 km untuk panjang dan lebarnya 1825 km, dan di sekelilingnya mengalir arus yang kuat sekali, sehingga membentuk pusaran yang sangat luas yang berputar perlahan-lahan searah jarum jam. Didasar lautnya terdapat pegunungan yang banyak dan mempunyai tebing dan ngarai yang terjal.
Keanehan lain di dekat pulau Puerto Rico, tampak suatu pancaran air raksasa yang membentuk cendawan atau kembang kol. Laut di tempat itu mempunyai kedalaman sampai 10 km. Kejadian ini sempat dilihat oleh awak pesawat Boeing 707 pada tanggal 11 April 1963. Menurut mereka cendawan air itu mempunyai garis tengah selebar 900-1800 meter dengan ketinggian separuhnya. Mungkin itu hanya percobaan nuklir dari negara Amerika atau lainnya? Tapi pihak Amerika tidak membenarkannnya, sebab tak mungkin mencoba bom di jalur penerbangan. Mungkin ledakan itu berasal dari kapal selam nuklir Thresher yang hilang sehari sebelumnya, tapi lokasi hilangnya kapal selam itu ribuan km dari sana.
Ada sebuah tempat di perairan Boca Raton, yang di sana terdapat sebuah pipa bergaris tengah 20 cm. Jelas bukan milik Amerika (untuk lebih lanjut: Orang Bumi). Peristiwa ini dilihat oleh suami istri Lloyd Wingfields. Mereka melihat sebuah tiang asap disana, dan ketika didekati oleh mereka, tampak sebuah pipa yang muncul dari dasar laut yang merupakan sumber keluarnya asap itu. Asap itu sendiri tak mengeluarkan bau dan berwarna kekuning-kuningan. Mungkinkah pipa itu tertancap dari sumber api di dasar laut? Pangkalan UFO di dasar lautkah yang menyebabkannya? Lagipula kedalaman laut itu cukup dalam, sehingga mereka tak berani menyelam untuk melihat lebih lanjut, juga mereka melihat (sesudahnya) sebuah helikopter yang mengalami kerusakan mesin dan berusaha mendarat darurat di laut.
Ulasan lain, di daerah Kutub Selatan ada sebuah lubang besar yang menghubungkan dunia luar dengan dunia lain. Pernah ada orang bernama Admiral Bryd, melihat dari kapal terbang ke Barat di kutub selatan sebelah darat menghijau dengan danau yang tak membeku dan binatang liar mirip bison dan melihat seperti manusia-manusia purba. Sebagai ilmuwan Bryd melaporkan peristiwa yang disaksikannya itu, tapi tak ada yang mempercayainya.

Big Bang, Ledakan yang Menghancurkan Paham Materialisme (1)

GAGASAN KUNO ABAD 19: ALAM SEMESTA KEKAL
Gagasan yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak berakhir.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.
Para penganut materalisme meyakini model alam semesta tak hingga sebagai dasar berpijak paham ateis mereka. Misalnya, dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie, filosof materialis George Politzer mengatakan bahwa "alam semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan" dan menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan".
Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak pada model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang berkembang di abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.
ASTRONOMI MENGATAKAN: ALAM SEMESTA DICIPTAKAN
Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson California, ahli astronomi Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini "bergerak menjauhi" kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah. Selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung ke warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang ini terus-menerus bergerak menjauhi kita.
Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus "mengembang".
Agar lebih mudah dipahami, alam semesta dapat diumpamakan sebagai permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama lain ketika alam semesta terus mengembang.
Sebenarnya, fakta ini secara teoritis telah ditemukan lebih awal. Albert Einstein, yang diakui sebagai ilmuwan terbesar abad 20, berdasarkan perhitungan yang ia buat dalam fisika teori, telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Tetapi, ia mendiamkan penemuannya ini, hanya agar tidak bertentangan dengan model alam semesta statis yang diakui luas waktu itu. Di kemudian hari, Einstein menyadari tindakannya ini sebagai 'kesalahan terbesar dalam karirnya'.
Apa arti dari mengembangnya alam semesta? Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur ke masa lampau, maka ia akan terbukti berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukkan bahwa 'titik tunggal' ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki 'volume nol', dan 'kepadatan tak hingga'. Alam semesta telah terbentuk melalui ledakan titik tunggal bervolume nol ini.
Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume nol' merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'. Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan dalam Alqur'an 14 abad lampau: "Dia Pencipta langit dan bumi" (QS. Al-An'aam, 6: 101)
Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.
BIG BANG, FAKTA MENJIJIKKAN BAGI KAUM MATERIALIS
Big Bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah 'diciptakan dari ketiadaan', dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah. Karena alasan ini, para astronom yang meyakini paham materialis senantiasa menolak Big Bang dan mempertahankan gagasan alam semesta tak hingga. Alasan penolakan ini terungkap dalam perkataan Arthur Eddington, salah seorang fisikawan materialis terkenal yang mengatakan: "Secara filosofis, gagasan tentang permulaan tiba-tiba dari tatanan Alam yang ada saat ini sungguh menjijikkan bagi saya".
Seorang materialis lain, astronom terkemuka asal Inggris, Sir Fred Hoyle adalah termasuk yang paling merasa terganggu oleh teori Big Bang. Di pertengahan abad 20, Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut steady-state yang mirip dengan teori 'alam semesta tetap' di abad 19. Teori steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang 'seharusnya ada' ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini, yang disebut 'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.
Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat:
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3)

Sumpit Ini Tertanam di Perut Selama 28 Tahun

Remahan sumpit yang sudah jadi bubur berwarna hitam mengendap di lambung pria asal China.



Zhang, seorang pria 50 tahun asal China, menjalani operasi untuk mengeluarkan sumpit dari lambungnya, awal pekan ini. Sumpit itu tertanam di lambungnya selama 28 tahun.

Seperti dilaporkan China Daily, pria itu melakukan operasi setelah merasakan sakit tak tertahankan di bagian perut. Bahkan, rasa sakit itu tak jarang membuatnya pingsan.

Zhang tak mengira sakit misterius itu muncul akibat sumpit yang ditelannya 28 tahun lalu. Sebab selama ini, perutnya tak pernah bermasalah. Ia anggap sumpit itu sudah tercerna sempurna oleh lambungnya.

Ia baru tersadar sumpit itu menjadi biang masalah di perutnya saat melihat hasil pemeriksaan dokter. Ia melihat remahan sumpit yang sudah menjadi bubur berwarna hitam mengendap di lambungnya.

"Sisa-sisa sumpit itu tidak bisa dicerna," kata Zhang Dongwei, ahli bedah di Rumah Sakit Tongji, Shanghai, yang menangani kasus ini, kepada koran The Oriental Morning Post, seperti dikutip dari laman Telegraph. 
Dokter kemudian membuat sayatan kecil di perut Zhang untuk menyingkirkan endapan sumpit kayu itu. Hanya, sejumlah media setempat tidak menjelaskan latar belakang mengapa Zhang menelan sumpit itu

Wanita Ini Tertidur 100 Kali Sehari

Setiap serangan berlangsung antara 30 detik sampai lima menit.



 Claire Allen, seorang wanita usia 35 tahun, menderita serangan 'cataplexy' yang merupakan gejala langka narcolepsy (kelainan tidur kronis). Dengan dipicu oleh emosi kuat, seperti rasa takut, terkejut atau tertawa, Claire bisa kehilangan kendali atas tubuhnya dan langsung tertidur secara mendalam meskipun ia sadar apa yang terjadi.

Setiap serangan berlangsung antara 30 detik sampai lima menit, serangan yang terburuk bisa mencapai 100 kali per hari. Sebuah 'kejutan' ringan atau lelucon yang membuatnya tertawa dapat memicu serangan sehingga membuat dirinya tak berdaya tertidur, bahkan bisa sampai terjatuh di lantai.

Untuk mengatasi serangan ini Claire mengonsumsi obat bernama Xyrem, yang baru dikembangkan untuk membantu para penderita narcolepsy. Claire menggambarkan bagaimana ia kehilangan pertama kemampuan bicara dan penglihatannya sebelum mengonsumsi obat tersebut.

"Serangan disebabkan emosi berlebihan. Tetapi, tertawa adalah pemicu utamanya. Gejala pertama, kepala terasa lemas, dan tak bisa ditahan seperti anak kecil mengantuk yang mencoba untuk tetap terjaga. Setelah enam bulan, terjadi serangan cukup hebat dan tubuh terasa lunglai," kata Claire, seperti dikutip dari Telegraph.co.uk.

"Beberapa tahun lalu, aku berhenti mengonsumsi segala macam opbat. Aku mulai meneliti gejala yang ada, serangan mencapai seratus kali per hari. Aku menemukan serangan terjadi setelah berinteraksi dengan orang lain. Tidak ada rasa sakit tetapi aku tidak bisa bicara dan berkomunikasi tentang apa yang terjadi. Setelah itu dikuti kehilangan penglihatan kemudian tubuh lunglai," ujarnya menambahkan.

Narkolepsi menyebabkan gangguan parah pada pola tidur dan Claire, yang bekerja sebagai seorang peneliti di British Antarctic Survey, terjaga sekitar 20 sampai 30 kali setiap malam. Dengan mengonsumsi Xyrem, Claire dapat tidur panjang selama sekitar tiga setengah jam. Ia pun harus mengonsumsi kembali obat tersebut pada tengah malam untuk bisa cukup tidur.

"Selama lima tahun aku tidur tidak lebih dari satu jam. Jadi, ketika aku tidur lebih dari tiga jam itu merupakan keajaiban. Banyak orang yang mengalami hal ini dan tidak terdiagnosis gangguannya. Dengan mengungkapkan pada publik gejala yang aku alami, semoga bisa membantu," kata Claire.

Peneliti menemukan bahwa narcolepsy dapat menyebabkan ketidakteraturan sel otak yang mengontrol hormon tidur, hypocretin. Diperkirakan 25.000 orang Inggris mengalami narcolepsy dan tidak terdiagnosa.

"Gangguan narcolepsy tidak bisa menunggu lebih dari satu dekade untuk didiagnosis. Kualitas hidup penderitanya bisa sangat terpengaruh jika tidak segera diobati.  Mereka menghindari mengemudi. Mereka takut untuk merawat anak mereka sendiri bahkan untuk mandi," kata Dr John Shneerson, dari Papworth Hospital's Sleep Centre dari Cambridge, seperti dikutip dari Telegraph.co.uk.

Claire juga mengatakan ia berhenti mengemudi mobil selama lima setengah tahun setelah terdiagnosis narcolepsy. Pengobatan yang saat ini dijalaninya juga membuatnya bisa tidur lebih normal yang berdampak positif pada pertumbuh rambut dan kukunya.

"Dokter mengatakan narcolepsy dapat menurunkan pertumbuhan kuku dan rambut karena keduanya tumbuh saat kita tidur. Aku selama bertahun-tahun tidak tidur dengan normal. Aku tetap berharap hidupku kembali normal," kata Claire

Astrofisikawan: Bintang Bisa Bernyanyi

Bintang pun bisa mengeluarkan suara. Bagaimana suaranya, dengarkan di sini...



Sejak lama bintang di langit telah memikat mata manusia dengan bentuk dan kerlipnya. Tapi, tahukah Anda, bintang ternyata bisa 'menyanyi'.

Ini adalah temuan para astrofisikawan dari University of Birmingham dan sejumlah ilmuwan NASA. Nyanyian bintang mereka tangkap ketika mengukur perubahan kerlip Bintang KIC 11026764 atau yang juga dikenal dengan nama  'Gemma'. Bintang ini besarnya sekitar dua kali lipat Matahari.

Para ilmuwan menemukan, bintang yang berjarak 3.100 triliun mil dari Bumi bisa bergetar seperti instrumen musik. Getaran ini disebabkan proses mirip gempa atau 'starquake' -- yang beresonansi dari permukaan ke inti bintang.

Menggunakan teknik yang disebut astroseismologi, para ilmuwan mampu mendeteksi kerlip itu dan merekonstruksi suara yang dihasilkannya.

Hasilnya, adalah dengung yang harmonis yang terdengar seperti hembusan angin tipis di atas mikrofon. Bukan sembarang nyanyian, menurut Dr Bill Chaplin, seorang asteroseismolog di Birmingham University, ini menguak informasi baru yang berharga tentang struktur internal bintang.

Getaran ini membantu para astronom mempelajari lebih lanjut ukuran, umur, dan komposisi bintang lainnnya.

"Pada dasarnya bintang beresonansi seperti halnya instrumen musik raksasa. Secara alami, bintang mengeluarkan suara, namun kita tak bisa mendengarnya, kecuali pergi ke luar angkasa mendekatinya," kata Chaplin, seperti dimuat situs Telegraph.

Mengapa bintang bisa bersuara? Dijelaskan Chaplin, ini karena bintang tak terbentuk secara solid hingga inti.

"Ini membuat bintang bergetar. Meski tak mendengar dari Bumi, kita bisa mendeteksinya secara visual dari kerlipnya. Dan merekonstruksinya menjadi suara," tambah Chaplin.

Riset terbaru ini hanya enam bulan pasca ilmuwan Sheffield University merekam getaran musik harmonis yang menakutkan dari permukaan Matahari.

Dr Chaplin bekerja dengan tim  ilmuwan internasional yang menggunakan data yang ditangkap oleh teleskop Kepler milik NASA.

Dari kerlip bintang bisa dipelajari bahwa, mirip perbandingan biola dan cello -- makin besar bintang maka makin rendah frekuensi getarannya. Ini untuk mengetahui ukuran bintang.

Sementara untuk  materi pembentuk bintang, ilmuwan berpatok pada prinsip, gelombang suara yang melalui inti helium padat akan lebih cepat daripada hidrogen.  Getaran kemudian mempengaruhi cahaya yang dilepaskan oleh bintang.

Melakukan pengukuran jenis ini, para ilmuwan berhasil mengkalkulasi bahwa Bintang Gemma berusia lebih dari 5,94 miliar tahun -- atau semiliar tahun lebih tua dari Matahari.

Gemma terus tumbuh hingga menjadi bola raksasa dan sedang memasuki masa-masa akhir hidupnya.

Para ilmuwan juga menemukan bahwa Gemma memiliki inti yang terdiri sebagian besar helium yang dikelilingi oleh kulit tipis di mana berlangsung reaksi fusi hidrogen yang jadi sumber kekuatannya



Penasaran dengan suara nyanyian Bintang? Dengarkan di sini.

Bayi Lubang Hitam Ini Bisa Melahap Bumi


Lubang Hitam itu diperkirakan berjarak sekitar 50 juta tahun cahaya dari Bumi
Para astronom baru-baru ini menemukan fenomena di luar angkasa, yang mereka yakini sebagai lahirnya suatu "Lubang Hitam" hasil dari ledakan suatu bintang (supernova) lebih dari 30 tahun lalu. Lubang itu sangat rakus dan menelan apa yang ditemui, termasuk benda luar angkasa sebesar Bumi.

Demikian ungkap Avi Loeb, seorang astrofisikawan dari Universitas Harvard yang bekerjasama dengan Badan Antariksa AS (NASA), Senin 15 November 2010. Loeb mengungkapkan bahwa kemunculan Lubang Hitam itu hasil dari ledakan suatu bintang yang pertama kali ditemukan pada 1979.

Ledakan itu cukup besar untuk menimbulkan suatu lubang hitam. Tim astronom meyakini itu sebagai Lubang Hitam karena konstan melumat sisa-sisa bintang yang meledak. Itulah ciri-ciri Lubang Hitam, menghisap apa saja yang ada di depannya.

Menurut Loeb, dalam 30 tahun terakhir sejak supernova, bayi Lubang Hitam ini telah menelan benda yang massanya setara dengan Bumi. Menurut kantor berita Associated Press (AP), temuan Loeb dan rekan-rekannya ini dipublikasikan dalam suatu makalah yang dimuat di jurnal "New Astronomy."

"Dia [lubang hitam itu] ibarat pemakan planet dalam film 'Star Trek,'" kata ahli astrofisika dari NASA yang juga rekan Loeb, Kimberly Weaver, seperti dikutip AP. Lubang hitam itu begitu padat sehingga tidak ada unsur apapun - termasuk cahaya sekalipun - yang bisa lolos.
 
Dengan menggunakan pantuan teleskop milik NASA, Chandra X-Ray, dan teleskop-teleskop lain, Lubang Hitam itu diperkirakan berjarak sekitar 50 juta tahun cahaya dari Bumi dan terletak di salah satu galaksi Virgo, demikian menurut laman harian The Los Angeles Times.

"Lubang Hitam ini berukuran sekitar lima kali lebih besar dari matahari kita dan bintang yang meledak yang memunculkan benda itu kemungkinan 20 kali lebih besar dari matahari kita," kata Dan Patnaude, peneliti dari Harvard.

Dengan situasi saat ini, Lubang Hitam yang bernama ilmiah SN 1979C itu bisa membesar dua kali lipat dalam 40 juta tahun mendatang. "Benda ini memakan sebanyak yang dia bisa...mirip dengan remaja atau anak kecil," kata Patnaude. Tim peneliti yakin bahwa benda yang mereka temukan itu kemungkinan besar adalah Lubang Hitam.
Dalam ilmu astronomi, benda kosmik ini bukanlah sebuah lubang dalam arti harafiah, tetapi merupakan sebuah wilayah di mana hampir semua unsur tidak dapat lolos karena memiliki gaya gravitasi yang sangat besar

Orang Indonesia di Balik Temuan Planet Alien


Ini temuan terkini dalam dunia astronomi. Sebuah planet baru. Ditemukan oleh Max Planck Institut fur Astronomie (MPIA) di Jerman. Diberi nama Planet HIP 13044b, sebab dia mengelilingi HIP 13044, sebuah bintang tua yang sudah sekarat. Temuan baru ini dilansir Kamis, 18 November 2010. Dipublikasikan secara luas ke seluruh dunia hari ini.
Kisah tentang angkasa luar, temuan planet, dan sebagainya kerap kali membuat kita kagum. Kadang juga bingung. Sebab istilah dan kodenya begitu banyak. Agar cerita tentang planet baru itu mudah dipahami, ada baiknya kita buka kembali cerita para guru soal jagat raya ini.
Semenjak di bangku sekolah kita diajari bahwa dalam jagat raya ini terdapat sejumlah galaksi. Salah satunya adalah Milky Way, yang oleh kita lebih dikenal dengan sebutan Galaksi Bima Sakti. Dalam Bima Sakti itulah bumi yang kita huni ini dan sejumlah planet lain menetap.
Di luar itu masih banyak galaksi lain. Salah satunya adalah sebuah galaksi mini. Planet-planet di galaksi mini mengitari sebuah bintang induk bernama HIP 13044. Para ahli menghitung bahwa galaksi mini ini berjarak sekitar 2000 tahun cahaya dari bumi.
Tapi bintang induk itu kian renta. Daya gravitasi terhadap sejumlah planet yang mengitarinya kian lemah. Melemahnya daya gravitasi itu menyebabkan sejumlah planet terlepas dan disedot oleh daya gravitasi galaksi yang lain.
Satu dari sekian planet di sekitar bintang yang renta itu, ditarik oleh daya gravitasi Galaksi Bima Sakti. Daya tarik itu menyebabkan planet itu masuk ke dalam lingkungan Galaksi Bima Sakti. Proses penarikan itu juga kerap disebut sebagai "kanibalisme" galaksi. Sejumlah ahli menaksir bahwa proses kanibalisme itu terjadi 6 hingga 9 miliar tahun silam.
Planet yang masuk ke Bima Sakti itulah yang ditemukan sejumlah astronom di Jerman tadi. Lantaran dia berasal dari lingkungan HIP 13004, maka planet yang baru ditemukan itu diberi imbuhan b menjadi HIP 13004b. Planet ini menjadi "anak kost" di Galaksi Bima Sakti. Ukurannya, sedikit  lebih besar  dari Yupiter.
Apa pentingnya temuan planet baru itu buat kita?
Rainer Klement dari MPIA menuturkan bahwa temuan itu sangat menarik, sebab inilah pertama kalinya manusia menemukan adanya planet lain di luar galaksi kita. Temuan itu juga, lanjut Rainer, membuka jalan bagi para astronom untuk meneliti kelangsungan hidup galaksi Bima Sakti, juga kelangsungan hidup bumi yang kita huni ini. 
Para ahli itu menghitung bahwa sekitar lima miliar tahun yang akan datang, Matahari juga perlahan akan redup. Dia akan memasuki fase "raksasa merah" yaitu fase di mana kekuatannya meredup dan daya grativitasinya melemah. Ketika daya gravitasi melemah itulah, planet-planet yang mengitarinya--termasuk bumi-- "dimangsa"  oleh matahari atau disedot oleh gravitasi galaksi yang lain.
“Penemuan ini sangat menarik terutama ketika kita memahami masa depan tata surya, bahwa Matahari juga akan berubah menjadi 'raksasa merah' lima miliar tahun mendatang," kata pemimpin proyek, Johny Setiawan – astronom Indonesia yang juga bekerja di MPIA.
Lalu mengapa si HIP 13044b itu selamat dan tidak tertelan oleh planet induknya. Johny memperkirakan lantaran planet itu berotasi lebih cepat dari planet-planet yang lain. Namun dia tidak akan hidup selamanya, sebab bintang induk itu akan berkembang dalam tahap evolusi berikutnya. Saat itulah nanti-- miliaran tahun lagi-- planet ini tertelan.
Johny setiawan memperkirakan bahwa nanti,  saat Matahari memasuki fase penuaan dan  menjadi raksasa merah, Bumi mungkin tak akan selamat.
"Planet-planet dalam, termasuk Bumi, mungkin tidak akan bertahan hidup," kata Johny Setiawan pada SPACE.com. "Tapi Jupiter, Saturnus dan planet-planet luar mungkin pindah mendekat, persis seperti yang kami deteksi."
Namun, pada akhirnya semua akan binasa. Suatu ketika si Yupiter itu pun akan tertelan, sebagaimana nasib si HIP 13044b, yang karena datang dari antah berantah itu kemudian disebut planet "Alien".
Dipimpin Astronom Indonesia 
Kita boleh berbangga karena tim penemu planet alien ini dipimpin astronom Indonesia, Johny Setiawan.Dr.rer.nat.  Meski gemilang di luar negeri, tak banyak orang Indonesia yang tahu siapa dan sepak terjang sang astronom.
Pria kelahiran 16 Agustus 1974 ini bekerja di Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), Jerman. Hebatnya, ia orang non-Jerman yang dipercaya berkali-kali sebagai ketua tim proyek.
Ia bergabung sebagai peneliti post-doctoral di MPIA, di Department of Planet and Star Formation sejak Juni 2003. Di tahun yang sama pula ia mulai memimpin penelitian di observasi bintang dan planet ESO La Silla. Selain itu, ia juga bekerja secara khusus di sejumlah projek seperti ESPRI (Pencarian Planet dengan PRIMA/ Phase-Referenced Imaging and Micro-arcsecond Astrometry).
Sebelum penemuan terbaru soal planet alien itu, Johny dan timnya menemukan sekitar 10 planet baru, meski tak semua dipublikasikan. Pada 2008, misalnya, ia dan timnya menemuka planet yang diberi nama TW Hya b. Planet tersebut mengelilingi bintang TW Hydrae itu berada di konstelasi Hydra yang berjarak 180 tahun cahaya dari Bumi.
Penemuan ini membuat kaget dunia astronomi. Sebab, dalam kurun waktu 12 tahun terakhir,  tak satu pun planet yang muncul dari bintang muda.

Pada 2005 tim peneliti yang sama juga berhasil menemukan planet ekstrasolar lain yang diberi nama HD 11977 b yang juga memberikan informasi tentang evolusi dari sistem tata surya lain berkaitan dengan eksistensi planet jika bintang induk kehabisan sumber energi.

Sebagai asli Indonesia, Johny menguasai bahasa ibu, Bahasa Indonesia. Dan pergaulannya di Eropa membuat ia  lancar berbahasa Jerman, Inggris, Spanyol, dan Prancis.
Selain bekerja di MPIA, Johny aktif memberikan ceramah soal astronomi, baik di Jerman maupun Indonesia.
Menurutnya, kegiatan sosial dan publik dalam komunitas ilmiah, dan hubungan antara akademisi, sains maupun non-sains sangat penting artinya untuk mentransfer ilmu pengetahuan dalam arah horisontal dan vertikal.
Selain kesibukan sebagai ilmuwan, Johny juga punya hobi memasak. Dia bisa memasak hampir semua jenis masakan tradisional Indonesia, yang kerap disajikan untuk kawan-kawannya sesama astronot

Rabu, 05 Januari 2011

KONSEP DASAR FRAKTUR

Definisi fraktur
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan fraktur radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah.
Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan, dan arahnya. Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang yang disebut fraktur terbuka. Fraktur di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan fraktur disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi.
Klasifikasi Fraktur
Secara umum, fraktur dapat dibagi menjadi 2, berdasarkan ada tidaknya hubungan antara tulang yang fraktur dengan dunia luar, yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Disebut fraktur tertutup apabila kulit di atas tulang yang fraktur masih utuh. Tetapi apabila kulit di atasnya tertembus maka disebut fraktur terbuka, yang memungkinkan kuman dari luar dapat masuk ke dalam luka sampai ke tulang yang patah.
Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur.
Derajat
Luka
Fraktur
I
Laserasi < 2 cm
Sederhana, dislokasi fragmen minimal
II
Laserasi > 2 cm, kontusio otot di sekitarnya
Dislokasi fragmen jelas
III
Luka lebar, rusak hebat atau hilangnya jaringan di sekitarnya
Kominutif, segmental, fragmen tulang ada yang hilang
Fraktur juga dapat dibagi menurut garis frakturnya. Beberapa diantaranya adalah fisura, fraktur sederhana, fraktur kominutif, fraktur segmental, fraktur dahan hijau (greenstick), fraktur impaksi, fraktur kompresi, impresi, dan patologis Fisura merupakan fraktur yang disebabkan oleh cedera tunggal hebat atau oleh cedera terus menerus yang cukup lama, seperti juga ditemukan pada retak stress pada struktur logam. Pada fraktur dahan hijau (greenstick), periosteum tetap utuh. Fraktur kompresi bisa terjadi akibat kekuatan besar pada tulang pendek atau epifisis tulang pipa.
fracture type
Berdasarkan lokasinya, fraktur dapat mengenai bagian proksimal (plateau), diaphyseal (shaft), maupun distal. Berdasarkan proses osifikasinya, tulang panjang terdiri dari bagian diafisis (corpus/shaft) yang berasal dari pusat penulangan sekunder. Epifisis ini terletak di kedua ujung tulang panjang. Bagian dari diaphysis yang terletak paling dekat dengan epifisis disebut metafisis, yaitu bagian dari korpus tulang yang melebar. Fraktur dapat terjadi di 3 bagian ini.
Berpindahnya fragmen tulang dari tempatnya semula disebut displacement. Displacement ini dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Aposisi
Aposisi merupakan suatu keadaan dimana fragmen tulang mengalami perubahan letak sehingga terjadi perubahan dalam kontak antara fragmen tulang proksimal dan distal. Pada pemeriksaan radiologik, aposisi dinyatakan dalam persentase kontak antara fragmen proksimal dan distal. Jadi, misalnya dari hasil pemeriksaan rontgen terlihat bahwa tidak ada kontak sama sekali antara permukaan fragmen proksimal dengan distal maka dinyatakan aposisi 0%, disebut juga aposisi komplet. Kalau kontak masih terjadi disebut aposisi parsial, misalnya aposisi 80%, berarti 80% permukaan fragmen proksimal masih kontak dengan fragmen distal.
2. Alignment
Alignment merupakan suatu kondisi miringnya fragmen tulang panjang sehingga arah aksis longitudinalnya berubah. Apabila antara aksis longitudinal fragmen proksimal dan distal membentuk sudut maka disebut angulasi. Pada pemeriksaan radiologi, angulasi ini dinyatakan dalam derajat.
3. Rotasi
Rotasi adalah berputarnya fragmen tulang pada aksis longitudinalnya, misalnya fragmen distal mengalami perputaran terhadap fragmen proksimal.
4. Length (panjang)
Length dapat dibagi menjadi 2, yaitu overlapping (tumpang tindihnya tulang) yang menyebabkan pemendekan (shortening) tulang serta distraksi yang menyebabkan tulang memanjang.
Ada jenis fraktur yang patahnya tidak disebabkan oleh trauma, tetapi disebabkan oleh adanya proses patologis, misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang, dan disebut fraktur patologis.
Ada juga fraktur, yang biasanya berbentuk fisura, yang disebabkan oleh beban lama atau trauma ringan yang terus menerus yang disebut fraktur kelelahan. Hal ini misalnya terjadi pada tungkai bawah di tibia atau tulang metatarsus pada tentara, penari, atau olahragawan yang sering berbaris atau berlari. Akan tetapi, fisura tulang lebih sering disebabkan cedera.
Sehubungan dengan patofisiologi dan perjalanan penyakitnya, fraktur juga dibagi atas dasar usia pasien, yaitu fraktur pada anak-anak, fraktur pada orang dewasa, dan fraktur pada orang tua. Pola anatomis kejadian fraktur dan penanganannya pada ketiga golongan umur tersebut berbeda. Orang tua lebih sering menderita fraktur pada tulang yang osteoporotic, seperti vertebra atau kolum femur; orang dewasa lebih banyak menderita fraktur tulang panjang, sedangkan anak jarang menderita robekan ligament. Penanganan fraktur pada anak membutuhkan pertimbangan bahwa anak masih tumbuh. Selain itu, kemampuan penyembuhan anak lebih cepat dan karena itulah pemendekan serta perubahan bentuk akibat patah lebih dapat ditoleransi pada anak. Pemendekan dapat ditoleransi karena pada anak terdapat percepatan pertumbuhan tulang panjang yang patah. Perubahan bentuk dapat ditoleransi karena anak mempunyai daya penyesuaian bentuk yang lebih besar.
Satu bentuk fraktur yang khusus pada anak adalah fraktur yang mengenai cakram pertumbuhan. Fraktur yang mengenai cakram epifisis ini perlu mendapat perhatian khusus karena dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Fraktur cakram epifisis ini dibagi menjadi lima tipe.
Tipe 1
Epifisis dan cakram epifisis lepas dari metafisis, tetapi periosteumnya masih utuh
Tipe 2
Periosteum robek di satu sisi sehingga epifisis dan cakram epifisis lepas sama sekali dari metafisis
Tipe 3
Fraktur cakram epifisis yang melalui sendi
Tipe 4
Terdapat fragmen fraktur yang garis patahannya tegak lurus cakram epifisis
Tipe 5
Terdapat kompresi pada sebagian cakram epifisis yang menyebabkan kematian dari sebagian cakram tersebut
Diagnosis Fraktur
Pemeriksaan untuk menentukan ada atau tidaknya patah tulang terdiri atas empat langkah: tanyakan (anamnesis, adakah cedera khas), lihat (inspeksi, bandingkan kiri dan kanan), raba (analisis nyeri), dan gerakan (akif dan/atau pasif).
1. Riwayat pasien
Sering kali pasien datang sudah dengan keluhan bahwa tulangnya patah karena jelasnya keadaan patah tulang tersebut bagi pasien. Sebaliknya juga mungkin, fraktur tidak disadari oleh penderita dan mereka datang dengan keluhan keseleo, terutama patah yang disertai dislokasi fragmen yang minimal. Dalam persepsi penderita trauma tersebut bisa dirasa berat meskipun sebenarnya ringan, sebaliknya bisa dirasakan ringan meskipun sebenarnya berat.
Diagnosis fraktur juga dimulai dengan anamnesis adanya trauma tertentu, seperti jatuh, terputar, tertumbuk, dan berapa kuatnya trauma tersebut. Anamnesis dilakukan untuk menggali riwayat mekanisme cedera (posisi kejadian) dan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan cedera tersebut. Selain riwayat trauma, biasanya didapati keluhan nyeri meskipun fraktur yang fragmen patahannya stabil, kadang tidak menimbulkan keluhan nyeri. Banyak fraktur mempunyai cedera yang khas.
Perlu ditanyakan mengenai keluhan penderita dan lokasi keluhannya. Keluhan klasik fraktur komplet adalah sakit, bengkak, deformitas, dan penurunan fungsi. Sakit akan bertambah apabila bagian yang patah digerakkan. Deformitas fraktur harus dijelaskan dengan lengkap. Kita harus mengetahui bagaimana terjadinya kecelakaan, tempat yang terkena dan kemungkinan adanya faktor presipitasi fraktur (misal, tumor tulang, dll). Untuk itu, perlu ditanyakan riwayat pasien sebelumnya, apakah pasien mengalami osteoporosis, hipertensi, mengkonsumsi kortikosteroid, dll. Perlu pula diketahui riwayat cedera atau fraktur sebelumnya, riwayat sosial ekonomi, pekerjaan, obat-obatan yang dikonsumsi, merokok, riwayat alergi, dan riwayat osteoporosis serta penyakit lain.
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi / look
Pada pemeriksaan fisik mula-mula dilakukan inspeksi dan terlihat adanya asimetris pada kontur atau postur, pembengkakan, dan perubahan warna local. Pasien merasa kesakitan, mencoba melindungi anggota badannya yang patah, terdapat pembengkakan, perubahan bentuk berupa bengkok, terputar, pemendekan, dan juga terdapat gerakan yang tidak normal. Adanya luka kulit, laserasi atau abrasi, dan perubahan warna di bagian distal luka meningkatkan kecurigaan adanya fraktur terbuka. Pasien diinstruksikan untuk menggerakkan bagian distal lesi, bandingkan dengan sisi yang sehat.
b. Palpasi / feel
Nyeri yang secara subyektif dinyatakan dalam anamnesis, didapat juga secara objektif pada palpasi. Nyeri itu berupa nyeri tekan yang sifatnya sirkuler dan nyeri tekan sumbu pada waktu menekan atau menarik dengan hati-hati anggota badan yang patah searah dengan sumbunya. Keempat sifat nyeri ini didapatkan pada lokalisasi yang tepat sama.
Status neurologis dan vaskuler di bagian distalnya perlu diperiksa. Lakukan palpasi pada daerah ekstremitas tempat fraktur tersebut, meliputi persendian diatas dan dibawah cedera, daerah yang mengalami nyeri, efusi, dan krepitasi. Neurovaskularisasi yang perlu diperhatikan pada bagian distal fraktur diantaranya, pulsasi arteri, warna kulit, pengembalian cairan kapiler (capillary refill test), sensibilitas.
Palpasi harus dilakukan di sekitar lesi untuk melihat apakah ada nyeri tekan, gerakan abnormal, kontinuitas tulang, dan krepitasi. Juga untuk mengetahui status vaskuler di bagian distal lesi. Keadaan vaskuler ini dapat diperoleh dengan memeriksa warna kulit dan suhu di distal fraktur. Pada tes gerakan, yang digerakkan adalah sendinya. Jika ada keluhan, mungkin sudah terjadi perluasan fraktur.
c. Gerakan / moving
Gerakan antar fragmen harus dihindari pada pemeriksaan karena menimbulkan nyeri dan mengakibatkan cedera jaringan. Pemeriksaan gerak persendian secara aktif termasuk dalam pemeriksaan rutin fraktur. Gerakan sendi terbatas karena nyeri, akibat fungsi terganggu (Loss of function).
3. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan radiologis dengan pembuatan foto Rontgen dua arah 90o didapatkan gambaran garis patah. Pada patah yang fragmennya mengalami dislokasi, gambaran garis patah biasanya jelas. Dalam banyak hal, pemeriksaan radiologis tidak dimaksudkan untuk diagnostik karena pemeriksaan klinisnya sudah jelas, tetapi untuk menentukan pengelolaan yang tepat dan optimal. Sehingga pemeriksaan radiologi untuk fraktur ini dapat digunakan untuk diagnosis, konfirmasi diagnosis dan perencanaan terapi, serta untuk mengetahui prognosis trauma.
Pada tulang, panjang persendian proksimal maupun yang distal harus turut difoto. Bila ada kesangsian atas adanya fraktur atau tidak, sebaiknya dibuat foto yang sama dari anggota gerak yang sehat untuk perbandingan. Bila tidak diperoleh kepastian adanya kelainan, seperti fisura, sebaiknya foto diulang setelah satu minggu, retak akan menjadi nyata karena hiperemia setempat sekitar tulang yang retak itu akan tampak sebagai “dekalsifikasi”.
Radiologis untuk lokasi fraktur harus menurut “rule of two”, terdiri dari :
a. Memuat 2 gambaran, anteroposterior (AP) dan lateral
b. Memuat 2 sendi di proksimal dan distal fraktur
c. Memuat gambaran foto 2 ekstremitas, yaitu ekstremitas yang tidak terkena cedera (pada anak)
d. Dilakukan foto sebanyak 2 kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan
Penatalaksanaan Fraktur
Pengelolaan fraktur secara umum mengikuti prinsip pengobatan kedokteran pada umumnya, yaitu yang pertama dan utama adalah jangan cederai pasien (primum non nocere). Cedera iatrogen tambahan pada pasien terjadi akibat tindakan yang salah dan/atau tindakan yang berlebihan. Yang kedua, pengobatan didasari atas diagnosis yang tepat dan prognosisnya. Ketiga, bekerja sama dengan hukum alam, dan keempat, memilih pengobatan dengan memperhatikan setiap pasien secara individu.
Enam prinsip umum pengobatan fraktur
1. Jangan membuat keadaan lebih jelek
2. Pengobatan berdasarkan atas diagnosis dan prognosis yang akurat
3. Seleksi pengobatan dengan tujuan khusus
a. Menghilangkan nyeri
b. Memperoleh posisi yang baik dari fragmen
c. Mengusahakan terjadinya penyambungan tulang
d. Mengembalikan fungsi secara optimal
4. Mengingat hukum-hukum penyembuhan secara alami
5. Bersifat realistik dan praktis dalam memilih jenis pengobatan
6. Seleksi pengobatan sesuai dengan penderita secara individual
Untuk frakturnya sendiri, prinsipnya adalah mengembalikan posisi patahan tulang ke posisi semula (reposisi) dan mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan fraktur (imobilisasi). Reposisi yang dilakukan tidak harus mencapai keadaan sepenuhnya seperti semula karena tulang mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan bentuknya kembali seperti bentuk semula (remodeling/proses swapugar). Kelayakan reposisi suatu dislokasi fragmen ditentukan oleh adanya dan besarnya dislokasi ad aksim, ad peripheriam, dan kum kontraktione, yang berupa rotasi, atau perpendekan.
Secara umum, angulasi dalam bidang gerak sendi sampai kurang lebih 20-30 derajat akan dapat mengalami swapugar, sedangkan angulasi yang tidak dalam bidang gerak sendi tidak akan mengalaminya. Akan tetapi, rotasi antara 2 fragmen tidak pernah terkoreksi sendiri oleh proses swapugar. Ada tidaknya rotasi fragmen tidak dapat diketahui dari foto Rontgen, melainkan harus diketahui dari pemeriksaan klinis. Cara yang termudah untuk memeriksa rotasi ini adalah dengan membandingkan rotasi anggota yang patah dengan rotasi anggota yang sehat. Pemendekan anggota yang patah disebabkan oleh tarikan tonus otot sehingga fragmen patahan tulang berada sebelah menyebelah. Pemendekan anggota atas pada orang dewasa dan pemendekan pada anggota atas maupun bawah pada anak, umumnya tidak menimbulkan masalah.
Macam-macam cara untuk penanganan fraktur :
1. Proteksi tanpa reposisi dan imobilisasi
Digunakan pada penanganan fraktur dengan dislokasi fragmen patahan yang minimal atau dengan dislokasi yang tidak akan menyebabkan kecacatan di kemudian hari. Contoh cara ini adalah fraktur costa, fraktur clavicula pada anak, dan fraktur vertebra dengan kompresi minimal.
2. Imobilisasi dengan fiksasi
Dapat pula dilakukan imobilisasi luar tanpa reposisi, tetapi tetap memerlukan imobilisasi agar tidak terjadi dislokasi fragmen. Contoh cara ini adalah pengelolaan fraktur tungkai bawah tanpa dislokasi yang penting.
3. Reposisi dengan cara manipulasi diikuti dengan imobilisasi
Ini dilakukan pada fraktur dengan dislokasi fragmen yang berarti seperti pada fraktur radius distal.
4. Reposisi dengan traksi
Dilakukan secara terus menerus selama masa tertentu, misalnya beberapa minggu, dan kemudian diikuti dengan imobilisasi. Ini dilakukan pada fraktur yang bila direposisi secara manipulasi akan terdislokasi kembali di dalam gips. Cara ini dilakukan pada fraktur dengan otot yang kuat, misalnya fraktur femur.
5. Reposisi diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar
Untuk fiksasi fragmen patahan tulang, digunakan pin baja yang ditusukkan pada fragmen tulang, kemudian pin baja tadi disatukan secara kokoh dengan batangan logam di luar kulit. Alat ini dinamakan fiksator ekstern.
6. Reposisi secara non operatif diikuti dengan pemasangan fiksasi dalam pada tulang secara operatif
Misalnya reposisi fraktur collum femur. Fragmen direposisi secara non-operatif dengan meja traksi, setelah tereposisi, dilakukan pemasangan pen ke dalam collum femur secara operatif.
7. Reposisi secara operatif diikuti dengan fiksasi patahan tulang dengan pemasangan fiksasi interna
Ini dilakukan misalnya, pada fraktur femur, tibia, humerus, atau lengan bawah. Fiksasi interna yang dipakai bisa berupa pen di dalam sumsum tulang panjang, bisa juga berupa plat dengan sekrup di permukaan tulang. Keuntungan reposisi secara operatif adalah bisa dicapai reposisi sempurna dan bila dipasang fiksasi interna yang kokoh, sesudah operasi tidak perlu lagi dipasang gips dan segera bisa dilakukan mobilisasi. Kerugiannya adalah reposisi secara operatif ini mengundang resiko infeksi tulang.
8. Eksisi fragmen fraktur dan menggantinya dengan prosthesis
Dilakukan pada fraktur collum femur. Caput femur dibuang secara operatif dan diganti dengan prostesis. Ini dilakukan pada orang tua yang patahan pada collum femur tidak dapat menyambung kembali.
Pengelolaan fraktur terbuka perlu memperhatikan bahaya terjadinya infeksi, baik infeksi umum (bakteremia) maupun infeksi terbatas pada tulang yang bersangkutan (osteomyelitis). Untuk menghindarinya perlu ditekankan disini pentingnya pencegahan infeksi sejak awal pasien masuk rumah sakit, yaitu perlu dilakukannya debridement yang adekuat sampai ke jaringan yang vital dan bersih. Diberikan pula antibiotik profilaksis selain imunisasi tetanus. Selain itu, lakukan fiksasi yang kokoh pada fragmen fraktur. Dalam hal ini, fiksasi dengan fiksator eksterna lebih baik daripada fiksasi interna.